Dalam rangka memperingati Hari Sarjana Nasional yang jatuh pada tanggal 29 September, kami melakukan wawancara kepada beberapa mahasiswa Matematika FMIPA Unpad nih mengenai isu terhangat seputar sarjana, berikut hasil wawancaranya, check it out :D
Pada bulan Januari kemarin, Dirjen Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan ketetapan baru berkenaan dengan syarat mendapatkan gelar sarjana yaitu mahasiswa harus membuat makalah yang dimuat pada jurnal ilmiah tingkat nasional. Bagaiamana pendapat kamu tentang ketetapan tersebut ?
Mustika
Rizki Fitriyanti (14011008005)
:
“Kalau saya sih setuju saja asal
diimbangi dengan peningkatan sistem management tugas akhir dan kualitas
pendidikan yang ada sehingga tidak memberatkan mahasiswa,karena kalau menurut
saya step yang harus difokuskan malah di pengembangan di sistem pengelolaan
kualitas pendidikan dan tugas akhirnya dulu sebelum mencapai tahap pemberlakuan
jurnal nasional “.
Devika Lestari (140110100084) :
“ Sebenarnya sih sangat tidak setuju
soalnya menurut saya itu terlalu sulit. Menurut sumber yang telah
berpengalaman , menerbitkan makalah ke jurnal ilmiah itu bukan perkara mudah, mereka - mereka yang ahlinya juga belum tentu bisa berhasil diterbitkan makalahnya
apalagi mahasiswa yang ilmunya belum sebanyak mereka yg telah ahli . Kalau boleh memberikan pesan,
tolonglah jangan semakin memperesulit mahasiswa menurut saya makalah skripsi
itu baiknya bisa dijelaskan dan dipresentasikan dengan baik, untuk bisa terbit di
jurnal mugkin bisa dijadikan nilai plus tanpa mejadikannya sebagai syarat utama”.
Angga Pranayuda H. (14011011006) :
Sejatinya sebagai insan yang unggul seorang sarjana merupakan aset bangsa yang diharapkan bisa ngasih sumbangsih berarti buat pembangunan Indonesia. Sayangnya, justru banyak sarjana Indonesia yang menganggur sehingga menjadi beban pembangunan. Menurutmu apa sih yang menyebabkan itu terjadi ?
" Menurut saya sih itu karena mereka
hanya mengejar gelar saja. Tanpa mencari pengalaman dan skill yang dibutuhkan.
Bisa kita lihat juga tak hanya orang bersajana saja yang sukses,itu karena
mereka mempunyai kemauan untuk berkembang. Faktor lainnya juga karena dari awal
kebanyakan orang bertujuan mencari pekerjaan,sedikit yang ingin menciptakan
lapangan kerja. Padahal
seharusnya peningkatan lapangan kerja lebih tinggi daripada peningkatan jumlah
sarjana ".
Trus, menurutmu apa dong solusinya agar mayoritas sarjana Indonesia dapat benar-benar berdampak super baik bagi pembangunan bangsa ini ?
" Kalau untuk
solusi itu akan sulit,kalau gampang pasti masalah ini sudah beres sejak dulu.
Namun yang terpikirkan oleh saya yaitu orang-orang yang mampu menciptakan,
seharusnya menciptakan lapangan kerja bukan mencari lapangan kerja. Dan juga banyak
lowongan di luar Indonesia,kalau bisa kenapa tidak kita maksimalkan kesempatan
yang ada. Lagipula sekarang pemerintah sudah menyediakan bantuan bagi mereka
yang memiliki kemauan namun tidak memiliki modal untuk membuka usaha".