Sejarah Radio Republik Indonesia (RRI)
Temen-temen sebelumnya tau ga sih
bahwa Indonesia punya hari Peringatan Lahirnya Radio Republik Indonesia
yang jatuh pada tanggal 11
November ? Well,
buat yang ga tau kita kasih tau deh sejarahnya disini. Mari merapat semuanya
. .
# Jaman
Penjajahan Belanda
Awal mulanya siaran radio Indonesia
yang bernama Bataviase Radio
Vereniging (BRV) resmi didirikan
tanggal 16 Juni 1925 di Batavia (sekarang Jakarta). Bersifat
swasta dan sejak kemunculannya berdirilah badan-badan radio siaran
lainnya di kota-kota besar seperti di
Bandung, Jakarta, Medan, Surabaya, dan
lain-lain. Diantara banyak badan radio siaran, pemerintah Hindia Belanda
membantu benuh dan membiayai badan radio
siaran NIROM yang ada di Jakarta, Bandung, dan Medan karena perkembangan NIROM
sangat besar dan menyebabkan keuntungan besar yang bersumber dari "pajak
radio". Namun disini terlihat
sekali bahwa NIROM ada hanya untuk kepentingan penjajahan Belanda. Tidak lama
setelah Bangsa Indonesia bangkit dan bergerak dengan lahirnya "Sumpah
Pemuda" 28 Oktober 1928, lahirlah
perkumpulan-perkumpulan siaran radio yang sangat memperhatikan mutu acara. Lahirlah Perikatan Perkumpulan Radio Ketimuran (PPRK) tahun
1940. Jika di awal siaran-siaran radio bangsa Indonesia masih menggunakan istilah
"ketimuran" untuk istilah Indonesia maka SRI (Siaran Radio Indonesia) terang-terangan berkata
"Indonesia" pada namanya.
# Jaman
Penjajahan Jepang
Tahun 1941 Radio Tokyo
setiap malam melancarkan siaran propaganda dengan
semboyan mereka memerdekakan
bangsa-bangsa Asia yang masih dijajah. Dengan
propaganda yang sangat mengena, Indonesia dalam waktu singkat dikuasai
Jepang. Orang Indonesia mulai siap-siap
menyambut tentara pembebasan Jepang. Semua sarana komunikasi dikuasai oleh Militer
Jepang untuk kepentingan perang.
Perkumpulan penyiaran radio dibubarkan Jepang dan diganti dengan Hoso Kanri Kyoku dengan cabang Hoso Kyoku. Siaran dalam bahasa Belanda
dihapus dan dikembangkan dengan Bahasa Indonesia maupun Jepang. Sementara di situasi
peperangan dunia, kalangan-kalangan pemimpin secara rahasia mengikuti
siaran-siaran radio sekutu yang tersembunyi dari pihak Jepang. Mengetahui
tentang kekalahan Jepang terhadap sekutu melalui BBC, orang-orang Indonesia
menyensor keras naskah-naskah siaran yang hendak disiarkan di Hoso Kyoso.
#Menjelang 11 September
Akhirnya setelah kemerdekaan
Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945, Hoso Kanri Kyoku
menghentikan kegiatannya. Ini merupakan babak baru bagi penyiaran radio
Indonesia sekaligus cikal bakal berdirinya Radio Republik Indonesia. Namun
mirisnya, penduduk Indonesia benar-benar buta berita semenjak penghentian Hoso
Kyoku. Padahal orang radio tahu bahwa Inggris akan datang ke Indonesia
menempati Sumatera dan Jawa sebagai buah dari kedaulatan Belanda atas Indonesia
yang masih diakui sekutu (NICA). Tidak ada cara lain selain membentuk organisasi siaran radio baru untuk
menyegerakan komunikasi ke seluruh bangsa Indonesia. Untuk itulah diadakan
konferensi tanggal 11 September untuk segera mendelegasikan radio sebagai
sarana komunikasi. Dengan berpegang teguh dengan semboyan “sekali di udara tetap di udara” maka Lahirlah Radio Rapublik
Indonesia sebagai jawaban untuk media menyatukan Indonesia.